Hikmah Di Balik Kebakaran Pondok Tahfiz Di Makassar

Jumansur.com-Di Makassar Sulawesi Selatan tepat di jalan Hertasning beberapa hari yang lalu telah terjadi kebakaran hebat, yaitu sekolah Pondok Tahfiz Qur’an, yang di kabarkan Pemiliknya adal Uztd Fahrurasyi, Maka dengan kejadian ini berbagai hal yang akan muncul pendapat dan tanggapan di masyarakat.

Dibergai media di beritakan tentang tentang kebakaran ini seperti TRIBUN-TIMUR.COM dan di media oline lain semua berpokus memberitan tentang kejadian yang sedang berlangsung.

Namun dari kejedian ini akan banyak reaksi yang akan muncul di masyarakat mengenai hal-hal yang berhubungan dan muncul berbagai sifat di masyarakat dengan kebakaran pondok Tahfiz Di Makassar.

Sebelumnya pada hari Kamis 18-5-2023 di waktu malam sekitas Isya di Sekolah Tahfidzul Qur’an Markaz Indonesia terjadi kebakaran hebat hingga Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar mengerahkan 11 unit armada untuk memadamkan kobaran api tersebut.

Hasanuddin ditemui di wartawan lokasi, Beliau adalah Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar,mengatakan bahwa”Kami mendapatkan laporan pukul 20.15 Wita. Itu kita langsung meluncur dari posko Timur. Ada 4 unit yang kami kerahkan sementara,”

Hasanuddin pun mengaku menambah armada hingga 11 unit karena melihat kobaran api yang berpotensi kian membesar dan bisa terjadi kebakaran yang lebih luas,.

ujar Hasanuddin menambahkan bahwa” kita memang membutuhkan banyak water suplai Jadi tambahan tujuh water suplai ketika melihat situasi, memang satu rumah Tahfiz  membutukannya,.

Begitulah salah satu pemberitaan yang tersebar, namun dari kejedian itu perlu kita . baik tentang  seperti apa tanggapan hati melihat itu, ataupun tindakan nyata yang kita lakukan baik saat kejadian maupu pasca terjadi kebaran itu.

Maka dari itu kejadian ini membawa beberapa hikmah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran pengembangan diri.

Pertama; Menimbulkan Sikap

Empati ini di maksudkan bahwa apakah dalam pikiran dan perasaan yang ada dalam benak anda di saat melihat dan menyaksikan timbil rasa sedih dan merasa panik serta serta merasa kehampaan dan rasa sakit yang mendalam karena merasa kehilang benda dan pasilitas yang lain yang ada di sekolah tahfiz itu yang mungkis itu juga yang di rasakan oleh pemilik rumah tahfiz,

Sempat sedih melelehkan air mata membayangkan bagaimana sedihnya Uztad Muh. Fakhrur Razi Anzhar, istri dan serta para santri, yang kehilangan harta dan untuk menghafal Al-Qur’an.Maka itu tandanya rasa empati itu sudah anda miliki,

Akan tetapi kalau yang timbul adalah rasa senang, dan sikap berlebihan dan kecurigaan negatif dari adanya pondok tahfiz itu, seperti ada sikap keberuntungan bisa mengais sisa-sisa harta yang bisa anda dapatkan, ataukah niat yang menganggap bakal ada pekerjaan baru, ataukah dalam hayalan anda bahwa ada perbuatan yang dosa yang di lakukan oleh pemiliknya atauka pikiran jelek lainnya, di masa inilah adan bisa menilai diri masing-masing kwalitas kepribadian anda.

Kedua ; Saat Membuktikan sikap Simpati

Simpat adalah persaan spontan ingin berbagi rasa dan beban kepada orang yang di kena masalah atau musibah.

Jadi kembali kita mengevaluasi diri kita masing-masing di saan menyaksikan kejadia kebakaran itu apakah anda langsung mengambil tindakan seperti sekiranya anda yang terkena musibah itu dan bagaimana dengan ikhlas sekuat tenaga menyelamatkan apa saja yang mampu anda lakukan, taukan anda malah diam menonton padahal masih ada kesempatan untuk membantu menyelamatkan harta benda dan di amankan untuk di berikan kepada pemiliknya, jangan di amankan akan tetapi di ambil barangnya itu berarti bukan simapati, tetapi sempat-sempatnya.

Yang Ketiga: Cara mengukur Iman dan Taqwah kepada Allah SWT

Dengan kejadian ini akan bisa di ukur keimanan dan ketaqwaan hamba Allah SWT, baik itu pemiliknya maupun orang lain.

Ketika pemiliknya memiliki keimanan dan ketaqwaan maka spontan dia akan mengembalikan kejadian ini kepada Allah SWT, Bahwa itu adalah untuk meninggikan derajatnya serta mengukur tingkat , serta yakin bahwa semua itu akan Allah ganti lebih baik lagi, karena mungkin saja ada yang tidak baik yang ingin di hapus oleh Allah untuk di bersihkan.

Begitupun kita dengan kejadian ini ketika kita memilki keminan dan ketaqaan kepada Allah maka akan berfikir positif dan memberikan bantuan baik moril maupu materil, paling tidak mendoakan dan membatu membersihkan bekas kebakaran kalau sudah usai, dan menyebarkan informasi yang baik agar bantuan bisa mengalir.

Demikianlah uaraian ini mudah-mudah bermanfaat dan berniali di sisi ALLAH SWT, Wallahu Wa’lam Bissawf.

Jumansur, Sp. Pd.I