اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ,
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
3 Macam Jalan Keselamatan Dalam Pandangan Islam
Jumansur. com -Pada kesempatan kali ini mari sesadar-sadarnya kita persembahkan kesyukuran kita kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya kepada kita hamba-Nya, seperti Allah telah menggerakkan rohani dan jasmani kita semua untuk melakukan segala aktifitas kita seperti saat ini, kita juga yakin bawha berkah petunjuk dan sunnah-sunnah Rasulullah kita bisa mengerti dengan jelas tentang kandungan dalam Al-qur’an oleh karena itu mari kita selalu bersholawat kepada Rasulullah SAW agar mendapatkan cahaya di dunia dan akhirat.
Setiap insan yang hidup hampir dapat di pastikan bahwa ingin senantiasa mendapat keselamatan. Akan tetapi tidak semua orang dapat mencapai apa yang menjadi cita-citanya itu. ada beberapa sebab menjadikan seorang hamba tidak mampu mencapai keselamatan, salah satunya ialah karena tidak mengetahu jalan menuju keselamatan tersebut, maka dari itu untuk mencari keselamatan yang sudah menjadi tujuan setiap manusia yang hidup itu, maka Rasulullah SAW memberikan bimbingannya bahwa ada 3 macam jalan keselamatan dalam pandangan islam, di dalam sabdah Rasulullah Sebagai berikut:
Huruf Lati: A’uqbatabni a’mir qaala qultu: Yaa Rasulullah, Maa nnajaatu? Qaala Amsik A’laika Lisaanaka, Walyasa’ka Baituka, Wabki A’laa Khatiiiatika( Rawaahu Attirmizi)
Artinya: Dari Ukbah bin Amir, Ia berkata: Ya Rasulullah , apakah pangkal keselamatan itu? Rasulullah SAW menjawab: Jagalah lisanmu, Berilah keluargamu Keluasan, Tangisilah dengan menyesal Kesalahan-kesalahanmu( H. R. Turmuzih)
jadi dari kandungan hadits Rasulullah tersebut di atas dapatlah kita ambil pelajaran bahwa pangkal kesehata ada 3 macamnya yang di sampaikan Rusulullah SAW, berikut ini akan di jabarkan secara meluas dan di berikan contoh-contoh yang terlihat dari pengamalan pengalaman yang ada.
1. Amsi A’laika Lisaanaka: Artinya; Menguasai Lisan/Mulut
Jadi lisan adalah salah satu bagian dari panca indera manusia yang berfungsi sebagai alat komunikasi yang memhubungkan yang paling luwes, oleh karena lisa ini kira-kira paling sibuk berfungsi dalam sehari semalam di banding anggota tubuh yang lainnya bahkan boleh jadi lisan bekerja 24 jam tanpa istirahat, sebab pembicaraan itu dapat di lakukan kapan saja dan dalam bagaimanapun, bahkan sewaktu tidur biasa berbicara dengan cara mengigau dan kalau kita perhatikan panca indera yang lain di ciptakan dengan berpasang-pasangan seperti telinga, mata hidung, tangan, kaki. sedangkan mulut cuma satu, itu salah satu hikmahnya agar kita benar-benar menjaganya dengan ketat, kalau mulut rusak tidak ada yang bisa mewakili. maka pantas kalau menjaga lisan adalah termasuk dari 3 jalan keselamatan.
Jadi paedah yang bisa kita ambil sebagai amalan dan pangkal keselamatan ialah karena lisan adalah senjata yang ampuh menciptakan penghubung tersampaikannya suatu informasi kebaikan kepada orang lain maka wajib kita jaga agar yang tersempaikan itu benar-benar kebaikan yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya, dan memelihara agar mulut tidak bersuara yang bisa mengadung dosa dan merusak pendengaran orang lain. Bahkan orang yang menjaga lisannya benar-benar orang yang tergolong bersungguh-sungguh beriman kepada Allah serta hari akhirat, dan mendapatkan jalan keselamatan, sebagaimana Sabda Rasulullah SAW
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ،
Tulisan Latin:Mankana Yu’minu billaahi walyawmil aakhiri falyaqul khaeran aw yasmut (Rawahu Bukhri.)
Artinya: Baarang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka berbicaralah yang bagus, atau diam ( RW.Bukhari
Jadi hadist ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa kalau kita meyakinkan diri kita masing-masing beriman kepada Allah SWT dan percaya akan adanya hari akhirat sebagai hari pembalasan maka pesan Rasulullah kepada Ummatnya adalah hendaklah lisan ini untuk mengatakan yang baik-baik kalau pun kita tidak mampu maka hendaknya diam tidak usa mengatakan apa-apa itu lebih baik dari bicara, Mafhum mukhalafanya, ummat yang tidak bisa berbicara yang baik-baik dan tidak mau diam dia tidak termasuk orang yang beriman, atau paling tidak orang yang tergolong lemah imannya,
Di hadist lain Rasulullah Bersabdah:
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِي اللَّهم عَنْهم قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
HURUF LATIN: YAA RASULALLAH? AYYU ISLAAMI AFDALU? QAALA MANSALIMAL MUSLIMUUNA MIN LISAANIHII WAYADIHI (RAWAHU MUSLIM)
Yaa Rasulullah ? Siapa orang islam yang paling utama itu? Rasulullah menjawab: ialah orang yang lisan dan tanganya selamat dari muslim yang lainnya. ( HR. buhari, Muslim)
Dari hadits lain di katakan:
من يضمن لي ما بين لحييه وما بين رجليه أضمن له الجنة
Artinya: Barangsiapa yang mampu menjamin untukku apa yang ada di antara kedua rahangnya (lisan) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan) aku akan menjamin baginya surga.” (HR. Bukhari)
Termasuk juga kebaikan menjaga lisan ialah memperbanyak kawannya. seperti dalam dalil di bawah;
Huruf Latin: MAN A’ ZUNA LISABALISAANUHUU KASTURA IKHWAANUHUU
artinya: Barang siapa Manis lisannya maka banyak kawannya
Jadi banyak bicara yang di benarkan oleh Allah SWT minimal berada di tiga keadaan yakni menyuruh manusia untuk beribadah kepada Allah seperti rajin sedekah dan lainnnya, kedua menyuruh berbuat ma’ruf mencegah yang mungkar yang ke tiga menegakkan atau mendamaikan keadaan di antara ummat, jadi itulah ciri orang yang mendapatkan jalan keselamatan, seperti di firmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-nisa;114
لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا
Artinya: Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar. (QS. An-nisa;114)
2. Walyasa’ka Baituka : Memberi Keluasan Pada Rumah/keluarga.
Jadi termasuk dari 3 jalan keselamatan yang dunia akhirat ialah memberi keluasan di dalam rumah kita masing-masing di dalam rumah itu adalah kelurga yang di namakan memberi keluasan, artinya adalah memenuhi kebutuhan dalam keluarga seperti pendidikan, terutama pendidikan agama islama, papan yaitu Tempat tinggal yang layak dan islami, sandang yaitu pakaian dan sejenisnya yang syar’i serta pangan yaitu keterpenuhannya di bidan makanan dan minuman semua ini adalah tanggun jawab sepunuhnya adalah laki-laki dalam rumah tangga, yang tidak kala penting dalam hal ini adalah memperhatikan orang tua dan keluraga dekat lainnya.
Dalam hal ini yang paling perlu kita perhatikan adalah keterpenuhinya kepada anak kita tentang pendidikan agama kepada anggota kelurga kita seperti istri dalam rumah tangga adalah pimpinan bagi anaknya dalam bahasa Arab di katakan “AL-UMMUKA MADRASTUL ULAA” ibu dalam rumah tangga adalah madrasah yang pertama pada anak-anaknya, kalau istri/ atau ibu dari anak-anak terdidik dengan agama islam dalam rumah itu bertanda rumah tangga itu adalah salah satu taman-taman syurga di dunia, nah setelah istri sudah memahami dan menbudayakan dalam hidupnya tentang syariat islam, maka selanjutnya adalah pendidikan islam di terapkan kepada anak-anak didik dengan serius tantang pendidikan agama islam secara kaffah seperti bertauhid, ahklakul karimah, ibadah dan sosial keislaman. maka ini akan mendapatkan jalan keselamatan
3. Wabki A’laa khatiatika; Menangislah karena kesalahanmu
jadi termasuk 1 dari 3 jalan keselamatan dalam kehidupan kalau kita muhasabah terhadap kesalahan yang pernah kita perbuat itu tanda kita berataubat nashuhah, karena memang mencari manusia yang tidak punya salah seperti mencari kuda yang bertanduk maksudnya adalah tidak ada manusia di muka bumi ini ynag tidak memiliki kekurangan atau kesalahan selama dia manusia biasa kecuali Rasulullah SAW yang memilki sifat MA’SUM artinya terjaga dari perbuatan dosa, selama dia manusia biasa maka tidak luput dari berbuat salah dan khilaf baik di sengaja maupun tidak, ummat manusia yang paling baik ialah dian yang mampu keluar dari dosa dan menggati dengan berbuat ibadah dengan ikhlas, dan bertaubat nashuhah, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat An-nur; ayat 31)
وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ……….
Artinya: Bertaubatlah kamu kepada Allah hai orang-orang yang beriman, agar kamu memperoleh keberuntungan/ kebahagiaan.(QS. An-nur:31)
Di ayat lain dalam surah At-tahrim ayat 8 Allah SWT berfirman sebagai berikut:
……………….يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tobatlah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya tobat. (QS. At-tahrim:8)
Jadi dari ayat-ayat tersebut di atas telah mendidik kita bahwa kalau mau termasuk hamba Allah yang bisa mendapatkan jalan keselamatan di dunia dan akhirat hendaklah kita menangisi kesalahan dosa yang lalu bertaubat kepada Allah SWT, bertaubat berarti menghentikan maksiat, menyesal perbuatan yang sudah terlanjur dilakukan dan bersungguh-sungguh tidak mengulangi kembali dosa-dasa yang lalu. kalau berkaitan dengan urusan sesama maka minta maaf dan mengembalikan hak-haknya kalau ada barang yang kita ambil tanpa permisi.
Demikianlah pembahasan ini tentang 3 jalan keselamatan di dunia dan akhirat yakni menjaga lisa dari dari berbuat dosa dan memperhatikan nasib kelurga dan memperbaiki kesalahan yang pernah di lakukan semoga kita selamat dunia akhirat aamiin Wallahu Wa’lam bissawaf. Assalamu Alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Hormat Kami,
Jumansur, S. Pd.I