Dakwah  

5 Kejelekan Dalam Mengumpulkan Harta

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

 بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ,

الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا بَعْدُ

JUDUL PEMBAHASAN INI IALAH

INNA FII JAM’ILMAALI KHAMSATA ASYYAA A

(Dalam Mengumpulkan Harta Ada Lima Kejelekannya)

Tiada henti-hentinya kita atas nikmat-nikmat Allah SWT yang telah di berikan kepada kita hingga dengan nikmat yang tidak bisa di hitung itulah kita masih beraktifitas seperti sekarang ini semoga Allah SWT menjaga dan menambahkan lebih banyak lagi hinggi hari akhir, jangan lupa juga bersholawat kepada Rasulullah SAW karena pada hakekatnya sholat itu kebaikannya kembalik kepada kita.

RASULULLAH SAW Mengajarkan kepada Kita ummatnya bahwa memiliki dan mengumpulkan harta sangat di anjurkan dalam akan tetapi di dalam pelaksanaannya jangan sampai ada yang berakibat buruk terhadap tanggung jawab dan mencederai terlaksanaanya kewajiban kewajiban kita yang sudah di tetapkan dan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah SWT, maka dari itu pada uraian ini akan membahas tentang 5 kejelekan dalam mengumpulkan harta yang wajib di waspadai

Pertama: Al ‘ANAA-A FIIJAM’IHI . Artinya : Payah dalam mengumpulkannya (harta)

Dalam Kamus Basa Indonesia di Artikan Kata payah/pa·yah/ a 1 lelah; penat: kalau sudah — , boleh beristirahat sebentar; 2 sukar; susah: masalah ini — juga dipecahkan; 3 dalam (kesukaran, bahaya, dan sebagainya): kemajuan perkumpulan itu sekarang agak  4 sangat atau berat (tentang sakit): anaknya sakit 5 usah:  itu diterima baik dengan tidak — diperiksa lagi; berpayah-payah/ber·pa·yah-pa·yah/ v mengerjakan sesuatu dengan memeras ; berjerih-payah; bersusah-payah: pekerjaan yang sulit itu hanya dapat diselesaikan dengan , memayahkan/me·ma·yah·kan/ v menjadikan (menyebabkan) payah; melelahkan; menyusahkan dan sebagainya; memayah-mayahkan (diri)/me·ma·yah-ma·yah·kan (diri)/ v bekerja keras; berpayah-payah;

Jadi orang payah mengumpulkan harta adalah mereka siang malam bekerja keras pergi pagi pulang malam, hingga tidak memperdulikan lagi kesehatannya sendiri, penampilngnya juga tidak lagi di perhatikan berpakaian yang kurang bersih, acak-acakan, sudah lusuh waktunya di ganti masih diperthankan, bahkan tidak ada yang dia sibutkan hanya semata mengumpulkan harta bahkan tidak lagi bisa membandikan antara yang halal dan yang haram, bahkan kadang lebih penting harta di bandinkan saudara sendiri yang sudah di anggap biasa berbermusuhan,

Kedua:  WASYUGLA ‘ANZIKRI LLAHI BI-ISHALAAHIHI; Yaitu Sibuk mengurusnya sehingga membuat lupa ingat kepada Allah SWT

Jadi juga kejelekan di dalam mengumpulkan harta ketika pada saat kita bekerja mengumpulkan harta hingga menjadikan kita lalai mengingat Allah SWT, karena kesibukannya mencari harta pikirannya setiap saat di penuhi dengan keinginan menambah dan mengumpulkan hartanya, karena sibuk mengumpulkan harta membuat lupa kepada Allah , tidak lagi mengerjakan sholat bahkan terkadang karena mengejar harta yang banyak hingga menggadaikan imannya melakukan kemusyrikan

Ketiga: WAL KHAUFA MIN SAALIBIHI WA SAARIFIHI; Merasa dihantui kehilangan harta di curi atau di rampas orang

Mereka yang terlalu cinta kepada hartanya dalam jiwanya terhantui rasa takut amat dalam akan kehilangan hartanya, takut ada yang curik, takut ada yang rampas, karena katakutan itu siang malam tidak mau berjauhan dengan hartanya bahkan terkadan jangankan ibadah dia kerjakan wajib pun dia tinggalkan demi menjaga hartanya, kalau malam susah tidur menjaga harta kalau siang, waktu dan tenaganya habis menjaga hartanya, dia lebih pentingkan hartanya dari pada kelurganya, istri dan -anaknya serta orang tuanya lebih penting hartanya.

Ke empat: WAHTIMAALA ISMIL BAKHIILI LINAFSIHI; Memiliki sifat bakhil dalam mengurusnya

Termasuk kejelakan dalam mengumpulkan harta adalah berprilaku bakhil atau dalam mengurusnya, karena berpikiran hartanya bisa berkurang atau jadi habis hingga jangankan mau mengelurkan kewajiban zakat, , berifaq dan di belanjakan di jalan Allah, menafkahi keluaganya saja penuh dengan perhitungan bahkan untuk kebutuhan diri sendiri pun di tahan sedemikian rupa.

Kelima: WAMUFAARAKATA SSHOLIHIINA MIN AJLIHI; Menjauhi orang sholeh karena takut berpisah dengan Hartanya

Orang yang  berlebihan mengejar dan mengumpulkan harta akan memiliki karakter orang sholehpun dia jauhi, khawatir di mintai atau di ajari untuk mengelurkan hartanya yang membuat berkurannya hartanya, atau tidak mau bergaul dengan orang shaleh karena khawatir waktunya terbagi atau tersita karena belajar ilmu agama yang menurutnya itu sia-sia tidak bisa mendapatkan harta malah bisa mengelurkan harta.

Alhamdulillah semoga pembahasan di atas menjadi penyemangat kepada kita semua untuk menjauhi sifat berlebihan mengumpulkan harta, semoga bermanfaat

Sekian Wallahu Wa’lam Bissawaf

hormat Kami

 

Jumansur, S. Pd.I