اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ,

3 Macam

Mukaddimah

الْحَمْدُ للهِ    الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ     وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ

Jumansur.com-Dalam Setiap kesempatan dan keadaan mari kita bersyukur kepada Allah Subhaana Wata’alah karena nikmat yang kita rasakan tidak pernah berhenti dan tidak bisa kita nilai dengan materi ukuran manusia. Limpahan rahmat dan salam kepada Rasul pilihan Allah yakni Nabi Muhammad SAW semoga di kita mendapat cahaya kemuliannya dengan meneladani akhlaqnya, di akhirat nanti kita mendapat syafaatnya dan bersama masuk di surga aamiin.

Ketaatan kita kepada Allah tidak mengenal situasi dan kondisi, mentaati Allah dan Rasul-Nya di waktu senang maupun sedih dalam keadaan ramai maupun sepi sehat maupun sakit ketakawaan itu kita selalu jaga dan tingkatkan agar hidup ini terarah dan terbimbing di jalan yang di ridhoi oleh Allah jalla jalaalu wahdah.

Untuk memahami dan mengerti dengan peraturan-peraturan yang di turungkan Allah kepada kita hambanya maka tidak mau suka ataupu tidak haru mendekat dan mengkaji dan itu semua kita wajib melaksanakan bersama dengan guru, dan para ilmuan di bidan ahli agama islam di sebut ulama, para ulama itu adalah pewaris para Nabi, sebagaimana sabdah Rasulullah sebagai berikut:

Artinya dari Anas Rasulullah bersabdah, Ulama-ulama itu adalah perwaris para Nabi’. ( HR. Muslim)

Dari hadist ini bis akita pahami bahwa belajar agama islam di para ulama sama halnya kita belajar langsung kepada Nabi sekiranya kita hidup pada zamannya, karena para Nabi sudah tidak ada maka para ulamalah pewarisnya, oleh karena itu jangan pernah menjauhi ulama karana Nabi bersabada ada 3 akibat dari menjauhi ulama, sebagaimana sabdah Rasulullah dari hadist sebagai berikut:

قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  ;سَيَأْتِى زَمَانٌ عَلَى أُمَّتِى يَفِرُّوْنَ مِنَ اْلعُلَمَاءِ وَاْلفُقَهَاءِ فَيَبْتَلِيْهِمُ اللهُ بِثَلَاثِ بَلِيَّاتٍ : أُوْلَاهَا يَرْفَعُ اللهُ اْلبَرَكَةَ مِنْ كَسْبِهِمْ، ; وَالثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا ظَالِمًا،;  وَالثَّالِثَةُ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الدُّنْيَا بِغَيْرِ إِيْمَانٍ

huruf Latin: SAYA’TI ZAMAANUN ‘ALAA UMMATII YAFIRRUUNA MINAL ‘ULAMAAI WALFUQAHAAI FAYABTALIIHIMU ALLAHU BISTALAASTI BALAYAATI:

Artinya: Akan datang suatu masa di mana ummatku menjauhkan diri dari ulama dan fuqaha, maka Allah memberikan 3 macam bencana;

Hadits ini adalah peringatan Allah SWT kepada orang yang menjauhkan diri dari ulama menjauhi ada 2 macam, yaitu itu tidak mau mendekat sama ulama di samping tidak mau belajar juga tidak mau di perintah dalam beragama, yang kedua mejauhi ulama di juga tidak mau belajar agama serta memusuhi para ulama. Maka dari hadits ini Allah akan memberikan dari perbuatannya minimal ada 3 perkara akan menimpanya

أُوْلَاهَا يَرْفَعُ اللهُ اْلبَرَكَةَ مِنْ كَسْبِهِمْ

UULAAHAA; YARFA’ULLAHUL BARAKATA MIN KASBIHIM

Artinya: Yang pertama Allah akan hilangkan barokah dari kerjanya

Jadi mereka yang menjauhkan diri para ulama itu Rasulullah bersabdah bahwa orang tersebut tidak akan berkah -usahanya, Berkah dapat beri makna “ KHAIRUN KASTIR” artinya kebaikan yang banyak. Berkah juga berarti bertambah kebaikannya, berkecukupan, contoh kalau usaha itu menghasilkan bahan makanan maka meskipun sedikit, kalau berkah makau di makan setelah makan perut kenyak, kaut dalam berkerja kebaikan serta tubuhnya sehat, serta beribadah kepada Allah, kalau berupa pakaian maka, di samping indah di pake melindungi dari berbagai penyakit  juga di pake beribdah kepada Allah SWT.

Akan tetapi akibat dari menjauhi ulama apa yang kita lakukan tidak berkah maka kalau di kurumuni banyak hama, hingga tidak mau berbuah dengan subur, di makan menimbulkan bamyak penyakit, cuaca yang terjadi bukannya menyuburkan tanaman malah tumbuhan mejadi rusak karena terlalu banyak, ataui sebaliknya terjadi kekringan yang berkepangjangan dan sebagainya, itulah akaibat karena tidak ada berkah di usaha itu.

Hakekat menjauhi ulama sebenarnya adalah karena mereka tidak mau beribadah kepada Allah, sebab bagaimana bisa beribadah kalau tidak mengetahui ilmu agama tentang cara yang benara beribadah kepada Allah SWT, nah hanya di  para ulamalah ilmu agama islam itu din poroleh, sementara itu bagaimana cara memperolehnya mereka saja menjauhinya, itulah sebabnya Allah SWT memberikan bukti peringatannya dengan mencabut berkah dari usahanya, Allah SWT Berfirman Sebagai berikut:

وَلَوۡ اَنَّ اَهۡلَ الۡقُرٰٓى اٰمَنُوۡا وَاتَّقَوۡا لَـفَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِ وَلٰـكِنۡ كَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ

 Artinya: Seandainya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa , maka pasti akan kami turungkan berkah dari langit, dan kami kelurkan berkah dari bumi, akan tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami, maka kami siksa mereka di sebabkan perbuatannya.(QS. Al-A’raf: 96).

وَالثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا ظَالِمًا،

WASTAANIYATU; YUSALITHULLAHU SULTHAANAAN ZHAALIMAAN

Artinya: Yang kedua Mereka akan di kuasai penguasa yang zolim,

Namanya juga penguasa berarti dia menguasai pengendaliannya di berbagai bidan di negeri tersebut, dia berbuat semauanya tidak peduli dengan rakyatnya, dia mendahulukan keperluan pribadinya dibandikan kemslahan ummat,membernarkan yang salah demi materi dan kekeluargaan, katika menjauhi ulama orng yang menjadi penguasa adalah orang yang zolim, akan tetapi sebalik kalau penduduk suatu negeri mendekatkan diri kepada ulama berarti belajar dan mengamalkan ilmu agama islam yang baik, maka Allah akanmengutus penguasa yang sholeh, jujur dan adil, maka hidup masyarakat menjadi makmur, aman sehat sejahtera.

وَالثَّالِثَةُ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الدُّنْيَا بِغَيْرِ إِيْمَانٍ

WASTAALISTATU; YAKHRUJUUNA MINADDUNYAA BIGAIRI IIMAAN

Artinya: Yang ketiga mereka akan meninggalkan dunia tanpa membawa iman.

Yang paling mengerikkan ketika menjauhi ulama maka Allah menghukum orang tersebut dia akan meninggalkan dunia ini tanpa meninggalkan iman, berarti orang tersebut mati dalam keadaan kafir nauzu billahi minzalib. Oleh sebab itu janganlah ada atau perbuatan yang mejauhi para ulama apa lagi kita sampai memusuhi para ulama, maka ketika kita sudah tidak bisa mondok di pondok pesantren belajar agama maka maksimalkan anak-anak kita untuk belajar ilmu agama islam yang mumpuni.

Penutup

Demikianlah pembahasan ini semoga membawa manfaat dan bernilai disisi Allah SWT, pesan berarti bahwa sesibuk apapun anda jangan lupa untuk belajar ilmu agama islam baik secara langsung dari para ulama maupun lewat kitab-kitab karangan para ulama, agar semangat dan kwalitas beragama kita meningkat dan istiqama di jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT, Wallahu Wa’lam Bissawaf, Assalamu Alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

 

Hormat Kami

 

Jumansur, S. Pd.I