3 Kriteria Ujian Dalam Pandangan Islam

Adanya Dalam

3 Kriteria Ujian

Jumansur.com– Tiada kata henti bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang tidak pernah berhenti mengalir dalam kita manusia maka setidaknya selalu mengucapkan Alhamdulillah. Tiada kata bosan untuk mengalir rasa kepada Rasulullah SAW, seperti cahaya selalu bersianar dalam setiap langka kehidupan kita yaitu wal iman, maka mudahkan lida kita untuk selalu bersholawat dengan mengucap Allahummasholli Wasallim Wabarik Alaih.

Dalam kehidupan keseharian sering kali begitu mudah lida mengucapkan segala sesuatu namun, terkadang ucapan hanya sampai dibibir saja, sama halnya dengan pengakuan keimanan kepada Allah, lisan sudah mantap mengucapkan pengakuan akan tetapi iman itu tidak tertancap dalam hati.

Tidak sedikit bahasa lisan yang bertolak belakang dengan kebenaran hati, begitu pun juga, begitu banyak ungkapan lidah yang bertebarang akan tetapi tidak seiring dengan amal perbuatan, Seorang yang memiliki dan kebenaran maka akan serasi ucapan dan hasil yang nampak dari perbuatannya, sehingga perkataan akan serasi dengan apa yang sedang bersinar dalam hatinya,

Sangat bertolak belangang dengan orang yang berenang dalam kemunafikan, karena orang yang munafik itu kelihatan bersih, rapi dan suci dari penampilan pisiknya akan tetapi hatinya penuh dengan noda penginkaran, tutur kata dan perbuatannya begitu halus dan lembut akan tetapi hatinya amat keras dan berduri, serta beracun.

Karena orang munafik ini lebih berbahaya di bandikan dengan orang kafir yang nyata, karana orang munafik dikirannya teman setia padahal sangant berpotensi membuat kekacauan dan menggalkan tarkget yang baik, namun ketika kafir yang sudah jelas akan memiliki kesengajaan yang jelas.

Maka dari itu kenapa Allah menampakkan hati pada setiap hamba?, agar bisa di berikan alasan hingga kelak di akhirat tidak ada orang yang merasa terzalimi atau di aniyayah, maka dari itu disinilah penaran yang di namakan ujian, semua hamba Allah memiliki perlakuan yang sama dalam hal ujian, dengan kata lain semua manusia akan mengalami ujian, namun ada yang lolos ada pula yang gagal.

Lalu kenapa ujian itu ada yang mampu memlalu dan ada juga yang gagal, dalam artian hanya dua pilihan gagal atau sukses, oleh karena itu ujian itu memiliki 3 kriteria.

Pertama:, Ujian itu haruslah sulit, Sebab kalau ujian itu tidak sulit mengerjakannya, semua bisa melaluinya atau lulus, baik orang yang mukmin maupun munafik, hingga tidak bisa di bedakan mana yang bersifat munafik dan mana orang yang memiliki mukmin.

Kedua: Ujian tersebut mesti bukan yang sesuatu yang mustahil, sebab kalau ujian itu musthil maka orang mukmin sekalipun tidak bisa mengerjakannya apalagi orang munafik, maka orang mukmin dan orang munafik sama-sama gagal melaluinya.

Ketiga: Ujian itu kedudukannya harus seimbang, maksudnya adalah bagi orang munafik sangat sulit untuk lulus, akan tetapi tidak mustahil orang-orang yang beriman itu tidak bisa melaluinya, asalkan orang mukmin maka mampu lulus dalam ujian itu, sebagai contoh subuh tepat waktu shalat berjamaah di masjid secara istiqomah, karena hanya merekan yang mukminlah yang mampu istiqamah sholat subuh berjamaah, boleh jadi orang munafik sholat subuh juga berjamaah akan tetapi tidak mampu istiqomah.

Jadi Ujian itu adalah hal yang pasti di lalui selama kita masih hidup di muka bumi ini, karena ujian itu adalah jembatan untuk menentukan apaka kita layak memiliki perdikat mukmin ataukah kita masih berwatak seperti orang munafik.

Oleh karena itu bila mana masih ada diantara kita yang memiliki sifat bermalas-malasan ketika berkaitan dengan menjalankan perintah Allah SWT dan meneladani Ahlaq Rasulullah Saw, maka hendaklah kita muhasabah dan segarah bertobat dan eninggalkan kebiasaan itu karena itulah ciri-ciri bagi mereka yang memilki sifat munafit dalam dirinya.

Dan bagi kita yang sudah terketuk hati dan sudah memiliki hati yang sudah memancar cahaya iman dan ketaqwaan dalam hati dan sudah terwujud dalam bentuk perbuatan, maka jadikan itu adalah kebiasaan dan hoby hingga kita istiqamah dalam menjalankan nilai islam secara kahfah, dan bersukurlah karena sudah ada ciri andalah orang mukmin itu.

Sementara ini sampai disini dulu pembahasan ini tentang ujian itu semoga ada manfaatnya dan bernialai di sisi Allah SWT, Wallahu Wa’lam bissawaf. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penulis

Jumansur, S.Pd.i